Bangkrut!
Satu kata yang menakutkan bagi semua orang. Amit-amit semoga tidak ada orang yang mengalaminya selain saya. Loh, saya? Iya, saya mengalaminya dulu beberapa tahun lalu.
Ajakan menabung sedari kecil memang bukan hanya sekadar ajakan sambil lalu dan becandaan. Begitu juga dengan nasehat orangtua agar tidak boros dengan uang. Pasca ‘bangkrut’ dalam finansial pribadi beberapa tahun yang lalu, saya baru menyadari betapa borosnya saya dengan uang dan betapa pentingnya harus menyimpan uang.
Mengingat pengalaman diri sendiri beberapa tahun lalu kadang terbersit penyesalan yang mendalam. Di usia yang sudah tidak muda lagi ini saya masih kesulitan finansial. Belum merdeka dari urusan finansial yang seharusnya sudah bisa dilakukan sejak bertahun lalu.
Di tahun-tahun pertama bekerja adalah tahun di mana saya menjadi manusia paling konsumtif di sepanjang usia saya. Lulus kuliah langsung bekerja, pekerjaan pun langsung tetap tanpa adanya kontrak-kontrak seperti yang sekarang banyak diterapkan perusahaan, gaji bulanan yang lumayan besar untuk pemula, keperluan dan tempat tinggal yang masih menumpang di rumah orangtua. Semua kenyamanan itu membuat saya terlena dan mabuk dalam rasa percaya diri yang tinggi. Apalagi pada saat itu saya pun memiliki beberapa kartu kredit dari berbagai macam bank dengan limit mulai dari 5juta. Jika saya punya 5 kartu kredit, maka saya punya uang 25 juta yang bisa saya pakai kapan saja.
Saya makhluk paling hedonis pada saat itu. Saya habiskan uang gaji saya untuk memuaskan nafsu ingin ini ingin itu yang tak terkendali. Dari mulai urusan makan di resto A, resto B, beli baju yang kadang tidak perlu, memborong buku yang bahkan sampai saat ini belum pernah saya baca, nonton, jalan-jalan. Traktir teman-teman, gesek sana gesek sini. Begitu terus siklus tiap bulannya.
Titik balik yang menyadarkan saya bahwa saya bangkrut adalah ketika hutang-hutang kartu kredit itu mulai menggunung sedangkan saya bahkan tidak punya simpanan sedikit pun. Jangankan simpanan, uang tunai pun tidak banyak yang saya pegang. Hampir dua tahun saya menyelesaikan pelunasan hutang-hutang tersebut dan memutuskan untuk tidak lagi memiliki kartu kredit. Untung saja orangtua saya selalu mendukung dan membantu saat saya kesulitan.
Dikejar-kejar Debt Collector itu Nightmare…
Apakah saya sekarang sudah merdeka secara finansial?
Apakah saya sekarang sudah bisa hura-hura?
Jawabnya belum.
Saya merasakan lega luar biasa dan hilang semua beban hanya dalam waktu satu tahun, lalu cobaan datang kembali. Perusahaan tempat saya bekerja goyang, gajian mulai tidak tepat waktu hingga kemudian ada desas desus semua karyawan akan dirumahkan. Empat bulan sebelum akhirnya perusahaan ditutup, saya resign dan mendapatkan pekerjaan baru. Meski dengan gaji jauh di bawah tempat yang lama, tapi saya survive. Meski tanpa fasilitas dan tunjangan-tunjangan yang diberikan tapi saya tetap semangat. Niat saya cuma satu ; saya mau merdeka!
Kejadian kedua kali ini membuat saya kembali berpikir pentingnya merencanakan keuangan sejak dini, selagi muda. Bagi diri saya sendiri tidak ada kata terlambat untuk merencanakan keuangan saat ini, karena nantinya bukan hanya untuk saya tetapi untuk keluarga kecil saya kelak. Saya harus memikirkan apa yang bisa saya lakukan untuk masa depan anak saya nanti. Merencanakan semuanya mulai dari kehamilan, kelahiran, kebutuhan sekolahnya, kesehatannya, kebutuhan kuliahnya hingga seterusnya.
Alhamdulillah sebulan yang lalu seorang teman mengajak saya mengikuti workshop tentang bagaimana merencanakan keuangan bersama Sinarmas MSIG Life dengan tajuk “Yuk, Atur Uangmu” di Menara Multimedia Jakarta.
Di acara itu banyak hal yang membuka mata dan pikiran saya tentang bagaimana mengatur dan merencanakan uang yang saya miliki. Ternyata ya saya itu enggak melek dunia keuangan padahal dulu saya kuliah di bidang akuntansi. Ya, saya gagap keuangan.
Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang
Pepatah mengatakan seperti di atas, maksudnya jangan menyimpan seluruh uang kita dalam satu tempat. Kalau ada emergency, bisa-bisa semua uang kita habis dalam satu waktu.
Ada 3 Hal yang harus kamu dan saya lakukan sebagai bagian dalam perencanaan keuangan sebelum benar-benar terlambat. Apa itu? Ini saya buatkan skemanya :
-
Tabungan
Seperti di awal saya ceritakan bahwa seharusnya kita semua mampu alih-alih wajib menyimpan uang dalam bentuk tabungan sejak usia dini.
Tabungan seperti apa? Tabungan seperti apa saja. Bisa tabungan di bank dengan berbagai produknya. Bisa tabungan di sekolah. Bisa juga disimpan rumah dalam celengan. Intinya sama saja, kita memisahkan uang untuk disimpan. Tidak harus dalam jumlah banyak, mulai dalam nominal kecil pun boleh.
Dan satu hal yang harus diingat sebelum menabung adalah TUJUAN. Iya, apa tujuan kita saat menabung? Ada 3 tujuan utama dalam menabung ; Transaksional, Emergency, atau Kebutuhan Jangka Pendek. Karena banyaknya produk tabungan dari berbagai bank, maka sesuaikanlah dengan tujuan tadi.
-
Investasi
Apa maksudnya investasi? Investasi adalah menyimpan sebagian uang yang kita miliki ke dalam bentuk barang. Untuk perempuan biasanya berinvestasi dalam bentuk perhiasan. Jangan dulu menilai seorang perempuan yang menggunakan banyak perhiasan dengan kata ‘pamer’. Hal positif dan bisa kita tiru adalah ia sedang mengajarkan kita untuk memiliki investasi dalam bentuk perhiasan meski terlihat berlebihan.
Investasi juga bisa dalam bentuk yang tidak bergerak seperti rumah, ruko, apartemen atau tanah. Adalagi investasi dalam bentuk lain yang tidak terlihat seperti saham.
-
Asuransi
Yang terakhir asuransi. Banyak produk asuransi yang ditawarkan dengan embel-embel keuntungan yang menggiurkan. Sah saja jika kita akhirnya memilih yang memiliki banyak keuntungan, yang terpenting adalah bagaimana kita cermat dan pintar dalam memilih asuransi apa yang tepat untuk masa depan diri sendiri. Tetapi sebaiknya kita bisa memilih perusahaan asuransi yang terpercaya dan sudah memiliki kredibilitas yang tinggi.
Malam setelah ikut workshop itu, saya sengaja membuka web www.sinarmasmsiglife.co.id untuk mencari tahu informasi tentang asuransi. Dan tahu enggak sih, setelah blusukan di webnya saya excited banget dengan produk asuransi yang super lengkap yang ada di sini.
Salah satunya adalah di bagian SOLUSI PRODUK TAHAPAN KEHIDUPAN. Kita bisa dilihat asuransinya benar-benar terencana, mulai dari lajang sampai pensiun.
Nah, karena awal tahun ini saya akan menikah sepertinya boleh juga lirik-lirik asuransi Sinar Mas di tahap BARU MENIKAH deh. Buat kamu yang masih muda belia pleaseeee… pikirkan sejak dini bagaimana mengatur uang agar tidak habis sia-sia. Kamu bisa tabung di bank atau celengan. Kamu bisa investasikan ke perhiasan, tanah, kendaraan atau rumah. Atau kamu bisa beli produk asuransi sesuai yang kamu butuhkan untuk masa depanmu nanti.
Memang tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu tetapi alangkah baiknya jika semua dilakukan sejak dini.
Nggak mau bangkrut (lagi)? Yuk, Atur Uangmu!
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba
Blog Writing Competition Sinarmas MSIG Life : “Yuk, Atur Uangmu!